Tips Mengikuti Lomba Gambar dan Mewarnai, Parents Perlu Tahu!

tips mengikuti lomba gambar
Sebelum berbagi tips mengikuti lomba gambar dan mewarnai untuk pemula, kami mau cerita dulu nih awalnya hingga Kak Ifa tertarik ikut kompetisi. 

Kami bukan typical orang tua yang memaksa anak ikut lomba ini dan itu. Apalagi jika itu hanya untuk memuaskan obsesi kami. 

Bersyukur dulu bunda pernah dapat piala kok, wkwk. Jadi nggak perlu menitipkan mimpi ke anak-anak buat dapat beragam trofi. 

Tentu saja kalau anaknya memang pengen ikut lomba tertentu, kami sangat mendukung. Namun sejauh ini, baru sekali aja kak Ifa mengutarakan keinginannya untuk mengikuti lomba.

Kak Ifa suka sekali mewarnai dan menggambar. Sudah sejak lama bunda menawari untuk ikut les menggambar, tetapi Ifa menolaknya.

Katanya mau belajar sama bunda saja. Padahal urusan gambar, bunda cuma bisa menggambar benang ruwet dan gunung berdiri jejeran khas anak 90an, wkwk.

Hingga akhirnya sejak akhir bulan lalu, kak Ifa bilang mau ikut les menggambar. Senang dong. Akhirnya anaknya  bersedia level up gitu. Baru dua minggu ikut les gambar, ada info lomba mewarnai dari admin tempat les gambar.

Bunda menawari pada kak Ifa. Ternyata kak Ifa bersedia ikut. Yeee. Ini akan jadi lomba pertama kak Ifa saat sudah duduk di bangku SD.

3 Alasan Tidak Pernah Mengikutkan Anak Lomba

Pernah sih dulu ikut lomba mewarnai, tapi masih PAUD. Dan karena bunda gemes lihat bagaimana suasana lomba yang nggak kondusif, sejak saat itu bunda memilih tidak mengikutkan lomba apapun sampai si anak minta sendiri.

Pasti penasaran ya suasana lomba yang nggak kondusif itu seperti apa? 

Pertama, orang tua sibuk mengatur warna ini dan itu. Mengkritisi warna yang dipilih anaknya. Menurut bunda sih, biarkan anak berkreativitas sesuai dengan imajinasinya. Karena dengan seperti itu kepercayaan diri anak akan tumbuh.

Kedua, saking ngebetnya pengen anaknya menang. Akhirnya yang mewarnai bukannya si anak, malah emaknya. Kondisi yang kedua ini juga ternyata masih kutemui saat mengantarkan kak Ifa lomba beberapa hari lalu. 

Bunda gemes banget sih lihatnya. Apalagi anaknya seperti sudah terdoktrin, "Nanti kalau bagus begini aku dapat piala ya?"

Ya, apalah artinya nak dapat piala, kalau bukan hasil karyamu sendiri. Huhuhu, krisis kejujuran di negeri ini ternyata sudah ada sejak di level keluarga. Semoga sohib parents nggak masuk kategori ortu ambisius macam begini ya.

Benernya sih ambisius boleh-boleh aja ya, tapi tetap ada relnya. Menghormati kreativitas anak, mengapresiasi upaya yang sudah dilakukan anak dan melatih kejujuran adalah rambu-rambu yang menurut bunda bisa menjaga rasa ambisius tersebut.

Ketiga, tidak mempersiapkan anak untuk kalah. Anak seringkali diiming-imingi kemenangan, bisa dapat piala dan hadiah ini dan itu, tapi anak tidak disiapkan untuk kalah. 

Akhirnya saat ia kalah, anak biasanya cranky dan tantrum. Untuk menenangkannya, sebagian besar orang tua 'membohongi' anak dengan membeli piala sendiri. 

Sebenarnya menyediakan hadiah sendiri buat anak sebagai bentuk apresiasi usahanya sih boleh-boleh saja. Namun jika caranya nggak tepat, anak akan menyangka di setiap lomba harus selalu menang, harus selalu dapat hadiah. Padahal nggak seperti itu kan?

Itulah tiga kondisi yang sangat bunda hindari. Apalagi setelah rutin menghadiri kajian parenting dan banyak bahasan mengenai peran kompetisi di usia dini yang bisa membentuk karakter selfish pada diri anak jika tidak dikenalkan dengan tepat.

Berkompetisi boleh, tetapi sebaiknya pilih lomba yang berfokus pada kolaborasi. Karena di situ anak belajar untuk bekerjasama dan pentingnya team work. 
Karena hidup sudah keras. Jangan diwarnai dengan persaingan. Nanti besarnya bakal banyak mom shaming, body shaming dan shaming-shaming lainnya. Daripada saingan, mending saling kolaborasi biar hidup makin indah warnanya.
kenapa anak harus jujur saat ikut lomba

Pengalaman Lomba Gambar dan Mewarnai Pertama Kak Ifa 

Dan akhirnya pada hari Minggu, 19 Desember 2021, pertama kalinya Kak Ifa ikut lomba karena keinginan hatinya.

Sejak awal aku sudah bilang kak Ifa.. have fun with the competition. Ikutlah lomba buat senang-senang. Kalau bisa menang, alhamdulillah.

Kalaupun kalah ya nggak apa-apa, jadikan pengalaman dan jangan dijadikan beban. Besok-besok bisa ikut lomba lain. Apalagi ini lomba pertama kak Ifa.. jadikan momen ini buat belajar.

Awalnya ke lokasi lomba mau berangkat sekeluarga bersama ayah dan adik Affan juga. Ternyata saat mau berangkat dik Affan malah cranky. Karena jamnya udah mepet, akhirnya bunda sama kakak cuzz sendiri.

Untungnya lokasi nggak terlalu jauh dari rumah. Jadi bisa lah dikebut. Telat 6 menit, tapi untungnya belum mulai.

Sampai lokasi bunda baru sadar kalau kami nggak membawa meja. Mau balik lagi anaknya juga pasti nggak mau ditinggal. 

Eh pas banget, si ayah video call. Dik Affan mau laporan kalau sudah stop menangis. Bunda pun cerita ke ayah kalau kami kelupaan bawa meja. 

Akhirnya ayah menawari untuk membawakan meja, sekalian dik Affan mau nyusul. Bunda bilang kalau nggak merepotkan, silakan saja.

Durasi lomba tersebut cukup lama, kalau tidak salah sekitar 90 menit alias 1.5 jam. Btw, ada tiga kategori lomba saat itu; kategori A (untuk anak PAUD), kategori B (untuk anak 1 - 3 SD) dan kategori C (untuk anak 4 - 6 SD).

Kak Ifa masuk di kategori C. Ada enam orang di kategori tersebut. Kulihat kelima orang lainnya sudah sering ikut lomba. 

Terlihat dari betapa well prepared nya mereka. Bukan hanya soal meja dan tatakan. Mereka juga bawa alat mewarnai beragam, bukan hanya crayon, tetapi juga spidol. Lalu bawat tisu sebagai tatakan agar crayon tidak menjejak di kertas gambar.

Bawa alat kerik, kemudian ada semacam kemoceng mini untuk menyapu sisa-sisa crayon yang dikerik.  Wuih, bunda saja sampai terperangah lihatnya. 

Ternyata peralatan tempur kalau mau ikut lomba gambar dan mewarnai banyak juga. 

Khusus kategori B dan C, orang tuanya tidak boleh duduk berdekatan dengan si anak. Bagus sih maksud dari panitia lomba. Agar anak bisa percaya diri dengan kemampuannya. 

Bunda sendiri justru senang. Maklum Ifa kan anaknya introvert, jadi masih suka nempel kaya perangko. Bahkan kemarin waktu mau menyerahkan kertas gambar aja, hampir minta ditemenin. Untung akhirnya berani sendiri, hehe.

Oya, saat lomba, bunda mengamati peserta lain yang sudah berpengalaman. Baru tahu lo meski namanya lomba mewarnai, ternyata peserta boleh menambah extra gambar. 

Pantesan kenapa gambar yang diwarnai kok minimalis sekali. Pikir bunda saat pertama kali melihat kertas gambar kak Ifa. 

Masa buat kategori C nggak ada bedanya dengan kategori A dan B. Ternyata oh ternyata, kalau jeli ada bedanya. Pada kategori C ada gambar yang nampak belum selesai, agar anak berkreasi melanjutkan gambar tersebut sesuai kreativitas dan imajinasinya. 

Wah, jadi banyak belajar pokoknya saat menemani kak Ifa lomba gambar dan mewarnai untuk pertama kali. 

Karena baru pertama ikut lomba, kak Ifa masih tanpa beban gitu ikutnya. Meski sempat lirak-lirik sebelah-sebelahnya, dia pede aja dengan hasil karyanya. 

Dibanding peserta lain di kategori C, kak Ifa selesai lebih dulu. Pas kak Ifa udah selesai, pas ayah datang.... mejanya nggak terpakai deh.

Oia sebelumnya, kami dipinjami alas oleh ibu peserta lain agar kak Ifa bisa mewarnai lebih enak dan tidak merusak kertas gambar.

Karena waktunya masih panjang, kak Ifa dan dik Affan akhirnya main-main dulu di playground Swalayan Gaya, tempat lomba gambar tersebut berlangsung.

Sementara itu bunda asyik ngobrol dan cari informasi terkait lomba mewarnai dari para bunda lain yang sudah lebih pengalaman. Banyak banget insight yang bisa didapat, termasuk info les online yang diselenggarakan gadis cilik bernama Khanza. Menarik!
juara harapan tiga lomba gambar

Tips Mengikuti Lomba Gambar dan Mewarnai untuk Pemula

Dari pengalaman pertama ini kami belajar banyak hal yang tentunya bermanfaat buat kak Ifa jika nanti mau mengikuti lomba gambar dan mewarnai lainnya.  Eh, buat ayah dan bundanya juga bermanfaat sih, biar saat mendampingi next lomba bisa lebih well prepared.

Dari hasil pengamatan dan diskusi, berikut ini tips mengikuti lomba gambar dan mewarnai untuk pemula ala bunda Ifaffan:
  1. Datang setidaknya 30 menit sebelum lomba.
  2. Membawa meja sendiri atau tatakan sebagai alas menggambar dan mewarnai.
  3. Bawa peralatan gambar lebih lengkap, termasuk juga pensil dan spidol. Bawa lebih dari satu alat pewarna.
  4. Bawa tisu dan sarung tangan biar keringat dan jejak crayon nggak tertinggal di kertas gambar.
  5. Boleh memodifikasi dengan tambahan gambar buatan sendiri.
  6. Tidak perlu tergesa-gesa selesai, maksimalkan waktu yang diberikan oleh panitia. 
  7. Bebaskan anak berkreasi dan percayakan pada usaha terbaik anak.
  8. Kalah dan menang adalah rezeki. Yang terpenting anak harus berusaha dengan jujur.
  9. Lengkapi peralatan lomba menggambar, seperti alat kerik, kemoceng mini, dan bahkan ada tas khusus untuk menyimpan alat gambar agar rapi dan tidak tercecer.
  10. Biasakan anak merapikan alat gambar dan meja setelah selesai berkompetisi. Hal tersebut sekaligus melatih tanggung jawab anak. Waktu lomba kemarin agak risi melihat anak-anak seusia kak Ifa, habis lomba langsung ngacir main dan para bundanya yang membereskan peralatan gambarnya.
Lalu bagaimana hasil lomba pertama kak Ifa? Alhamdulillah bisa bawa pulang trophy juga. Kak Ifa didapuk sebagai juara harapan ketiga, hihi. 

Seperti yang sudah kami ceritakan di awal, peserta kategori C hanya 6 orang. Dan keenamnya dapat trophy, hehe. 

Bahkan semua peserta pun dikasih trophy lo sama panitia lomba. Kuacungi jempol sih buat panitia yang bisa memahami bahwa setiap anak adalah bintang, meski bukan juara 1, 2, 3 ataupun harapan.

Tentu saja setelah mengapresiasi hasil karya kak Ifa, kami menjelaskan kepadanya bahwa trophy yang didapat bukan serta merta karena karyanya sudah cukup baik. 

Kami ajak kak Ifa untuk melihat hasil karya juara 1-3, dan mengajaknya berdiskusi kenapa mereka bisa menang. Kak Ifa pun sadar bahwa ia masih butuh banyak berlatih agar bisa menggambar dan mewarnai lebih baik lagi.

Kami juga sempat tanya ke kak Ifa, "Kalau ada lomba gambar dan mewarnai lagi, kakak masih mau ikut?"

Kak Ifa pun mengangguk mantap. Bunda senang sih dengan ikut lomba karena kemauannya sendiri, kakak Ifa jadi belajar mandiri dan lebih percaya diri dengan kemampuannya.

Semoga tips mengikuti lomba gambar dan mewarnai untuk pemula beserta curhat colongan terkait kompetisi ini bermanfaat buat sohib parents ya. Sampai jumpa di postingan selanjutnya!***
Marita Ningtyas
Marita Ningtyas A wife, a mom of two, a blogger and writerpreneur, also a parenting enthusiast. Menulis bukan hanya passion, namun juga merupakan kebutuhan dan keinginan untuk berbagi manfaat. Tinggal di kota Lunpia, namun jarang-jarang makan Lunpia.

1 comment for "Tips Mengikuti Lomba Gambar dan Mewarnai, Parents Perlu Tahu!"

  1. Wahh maasyaa Allah, sangat bermanfaat bun, kebetulan aku lagi cari² info yang seperti ini, anakku baru bimba, tapi ditawari ikut lomba mewarnai dan senang hati katanya pengen ikutan. Semangat terus kak Ifa

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Jangan lupa tinggalkan komentar, tapi mohon tidak menyisipkan link hidup.


Salam Peradaban,


Bunda Marita