Cara Efektif Mengasuh Anak dengan Kecerdasan Emosi

mengasuh anak dengan kecerdasan emosi
Senangnya karena pada hari Sabtu, 3 April 2021, kami mendapatkan kesempatan untuk bertholabul ilmi bersama dr. Aisah Dahlan. Alhamdulillah. Siang itu kami belajar tentang Cara Efektif Mengasuh Anak dengan Kecerdasan Emosi.

Kalau biasanya materi sejenis lebih banyak membahas bagaimana melejitkan kecerdasan emosi pada anak, tema kali ini sedikit berbeda. Dr. Aisah nampaknya ingin menjewer para peserta, sebelum menumbuhkan anak yang cerdas emosional, maka orangtuanya harus memiliki kecerdasan emosional terlebih dahulu.

Sungguh sebuah momen yang pas mendapat materi ini, karena sejujurnya saat ini kami sedang sering gagal mengontrol emosi negatif saat membersamai anak. Sering kelepasan bernada tinggi, padahal tahu banget hal itu tidak disarankan. Terima kasih untuk teman-teman dari Komunitas Penebar Siroh (Kubah) yang telah membuat seminar online kece ini.
flyer dr. Aisah Dahlan

Pengertian Emosi

Pada awal seminar, dr. Aisah Dahlan mengajak kami memahami terlebih dahulu tentang pengertian emosi. Diambil dari bahasa latin, emovere, yang memiliki makna bergelora keluar. Hal ini menandakan bahwa emosi itu memang bergerak ke luar. Saat muncul akan nampak ekspresinya.

Oleh karenanya nggak heran jika di dalam bahasa Inggris, emosi disebut dengan emotion, yang diartikan sebagai enerygy in motion. Selaras dengan arti kata di bahasa latin, ada unsur pergerakan di sini.
pengertian emosi
Dari sini, mulailah para ahli mengenalkan tentang kecerdasan emosional atau emotional intelligence. Pada dasarnya, kecerdasan ini adalah agar kita mampu menggerakkan emosi secara tepat.
Emotional intelligence adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan dan memahami emosi (baik emosi orang lain maupun emosi diri sendiri), dengan tujuan meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta mengharmoniskan hubungan komunikasi.
Ada orang IQ nya tinggi, tapi EQ rendah. Karena ternyata kecerdasan emosional sangat berbanding lurus dengan kesehatan, kesuksesan, dan kebahagiaan.

Hubungan Emosi dan Otak

Berbicara emosi, maka tak bisa jauh-jauh dari hubungannya dengan otak manusia. Seperti yang kita tahu bahwasanya bagian otak sangat beragam, ada otak besar, otak kecil , otak bagian kanan, otak bagian kiri, dan masih banyak lagi.

Tahukah sohib parents, otak laki-laki lebih berat 100 gram dibanding otak perempuan? Menurut para ahli hal tersebut dikarenakan pada laki-laki, ada bagian otak yang lebih luas, yaitu otak tanggungjawab/ amanah. Pantas saja jika laki-laki memiliki fitrah untuk menjadi imam ya?

Saat ini ilmu tentang otak, yang biasa disebut neurosains semaki berkembang. Dari ilmu tersebut, kita jadi tahu bahwa di dalam otak itu sudah ada program-program yang terinstall dari sononya alias bawaan langsung dari Allah SWT. Selain itu juga ada program-program aplikatif yang merupakan hasil dari pengalaman, informasi dan wawasan.
hubungan emosi dan otak
Di dalam otak, ada yang dinamakan Limbic system. Disebut pula sebagai otak mamalia. Otak inilah yang tugasnya mengatur emosi manusia. Makanya jika bagian ini tidak berfungsi dengan baik, manusia bisa berperilaku tidak ubahnya dengan binatang. Agar otak mamalia ini bisa berfungsi dengan benar, maka harus mendapat respons dan stimulasi yang benar.

Hal tersebut berhubungan dengan bagian lainnya, yang disebut dengan batang otak. Disebut juga dengan otak reptil. Otak ini sifatnya seperti alarm. Memberikan peringatan dan rasa waswas saat berada dalam kondisi bahaya. Misal mau nyebrang jalan, ada motor ngebut, otak reptil ini membunyikan alarm was-wasnya. Atau ada anjing galak di depan gang, otak kita memberikan tanda pada tubuh untuk berhati-hati.

Nah, otak reptil ini seharusnya hanya nyala di luar rumah, saat terancam bahaya. Sayangnya sekarang semakin banyak orang, termasuk anak-anak, yang otak reptilnya justru nyala di rumah.

Tanda saat otak reptil menyala, salah satunya yaitu lebih sering ngomel-ngomel. Siapa yang sering begini? Kami ikut angkat tangan deh. Saat melihat orangtuanya ngomel-ngomel, otomatis otak reptil anak menyala dong, lalu anak pun ikutan tantrum.

Bagian otak yang bernama pre frontal cortex berisi dengan ilmu pengetahuan, nasihat, informasi, dan kisah-kisah yang didapat oleh anak-anak saat di rumah, di sekolah atau di tempat-tempat lain.

Jalurnya yaitu dimulai dari batang otak, lalu dialirkan melalui otak emosi/ limbic system, kemudian meluncur hingga neo cortex dan barulah sampai ke pre frontal cortex.

Masalahnya kalau batang otak dalam kondisi tegang/ menyala, ilmu atau kisah yang kita sampaikan nggak akan sampai ke prefrontal cortex dan hanya bertahan 1x24 jam. Maka jangan heran jika anak-anak belajar dalam kondisi marah, takut dan tegang, tidak ada materi yang akan masuk sama sekali ke otaknya.
Belajar harus saat keadaan batang otak rileks.
Saat anak berkata, “Bunda, aku bosan belajar.” Ini artinya anak sedang minta dipahami. Jangan dimarahi atau malah dilaporkan ke gurunya. Ajak ngobrol dulu, nonton, atau main. Biar semangat dan batang otaknya rileks.

Daripada dipaksa tetap belajar hingga nangis-nangis, percuma sohib parents. Yang ada anak belajar dalam keadaan terpaksa dan tidak bahagia, ilmu pun tak ada yang masuk sama sekali.

Beberapa hal yang perlu orangtua ketahui, anak perempuan sebagian besar kuat menahan lapar dan haus, tapi kalau anak laki-laki sudah bilang aku lapar, maka jangan minta mereka belajar. Sudahi dulu belajarnya dan berikan makan. Anak laki-laki, berlaku juga pada para ayahnya, jika merasa lapar, tidak akan mampu berfikir dengan tenang dan mudah marah.

Sementara itu, anak perempuan gambang bosan jika tidak ditemani ngobrol. Anak perempuan sangat suka diajak ngobrol. Maka saat anak perempuan bilang, “Aku bosan nih.” Hentikan dulu semua aktivitas, lalu ajak dia ngobrol, insya Allah setelah itu mereka akan happy dan mau mengerjakan tugas-tugas lainnya.

Tidak hanya berlaku pada anak, pada orangtua pun jika batang otaknya tegang, hentikan dulu aktivitas yang sedang dilakukan, lalu lakukan me time. Rebahan dulu sampai merasa rileks. Daripada dipaksa meneruskan aktivitas tersebut, yang ada malah nggak karuan semuanya.

3 Tips Mengasuh Anak dengan Kecerdasan Emosi

Pasti sohib parents bertanya-tanya ya, ini mana to bagian mengasuh anak dengan kecerdasan emosinya, kok malah ngalur-ngidul ngobrolin otak?

Hayo looh kira-kira dari obrolan otak di atas, sohib parents mendapat insight apa yang berhubungan dengan pengasuhan anak? Kalau bingung, yawda sini deh kami kasih bocorannya, hehe.

1. Ajari Anak Mengenal Emosi Dasar

Anak-anak perlu tahu emosi dasar yang ada pada dirinya; senang, sedih, takut dan marah. Setiap emosi memiliki sub bagiannya tersendiri. Semakin bertambah usia anak, semakin kompleks emosi yang dirasakan.

Dengan mengajarkan anak mengenal emosi dasar, anak-anak bisa menamai apa yang dirasakannya. Setelah anak mengenal emosi dasar, tugas orangtua adalah mengajarkan cara mengekspresikan dan mengelolanya.
jenis emosi dasar
Misal saat anak merasa takut, gali sumber ketakutannya dan bagaimana solusi menghadapinya. Bagaimana cara mengekspresikan marah yang tepat. Boleh marah, tapi tidak melukai orang lain dan diri sendiri.

Anak juga belajar mengekspresikan emosi dari orangtuanya. Maka orangtua juga perlu belajar mengekspresikan dan mengelola emosi dengan tepat.

Jangan menyuruh anak berhenti teriak-teriak saat marah, cek dulu jangan-jangan selama ini kita juga melakukan hal yang sama saat sedang marah.

2. Orangtua Perlu Tahu Tentang Level Emosi

Selanjutnya, sebagai orangtua kita perlu tahu tentang level emosi. Berikut ini ya tabelnya untuk membantu sohib parents memahami level emosi;
kenali level emosi
Dikatakan kita bisa mencapai keikhlasan, ketika aktivitas tersebut dilakukan dengan penuh semangat dan bisa memberikan pencerahan serta kedamaian di dalam jiwa.

Namun jika sebuah aktivitas kita lakukan dengan buru-buru, artinya kita sedang berada di level lust.

Saat melakukan suatu aktivitas, timbul rasa sombong, marah, takut, dsb, artinya kita sedang tidak berada di zona ikhlas. Untuk menaikkan levelnya menuju zona ikhlas, kita harus banyak-banyak berdizikir.
Sebagaimana disebutkan dalam surat Al Ikhlas ayat 2, Allah hus-samad. Allah tempat meminta segala sesuatu. Maka agar kita mencapai ikhlas, banyak-banyaklah minta kepada Allah.
Memahami level emosi memudahkan kita dalam pengasuhan anak. Agar kita tidak mudah kaget dan terpancing, pasrahkan saja pada Allah. Sesungguhnya Allah melihat ikhtiar kita dalam pergerakan menuju ke zona ikhlas.
keutamaan istighfar untuk kecerdasan emosi
Saat ada rasa-rasa di luar zona ikhlas terus muncul, perbanyaklah istighfar. Dr. Aisah Dahlan juga memberikan tips untuk rebahan di lantai saat merasa marah, khawatir berlebihan, atau kemrungsung. Ambil posisi duduk atau tiduran di bawah lantai, atau posisi yang lebih dekat dengan gravitasi bumi.

Manusiawi jika kita tidak selamanya dalam kondisi baik-baik saja. Namun setidaknya dalam 7 hari, minimal selama 5 hari kita memiliki level emosi yang baik. Jika kurang dari 5 hari, artinya ada yang perlu diperbaiki di dalam diri kita.
Tidak harus selalu mencapai angka 100 setiap harinya, yang penting tuntas KKM-nya. Pesan dr. Aisah Dahlan.

3. Signal Ibu = Signal Anak

Selain memahami tentang level emosi, orangtua, khususnya para bunda perlu tahu bahwa sinyal tubuh ibu sama dengan sinyal anak.
Saat ibu sedih, maka anak akan merasa sedih 3x lipat. Saat ibu semangat, anak akan bersemangat 3x lipat. Saat ibu marah, anak akan merasa marah 3x lipat.
Makanya saat anak tantrum, dan ibu merespon dengan amarah, anak bukannya tenang, malah akan lanjut tantrum lebih heboh. Untuk menenangkan anak tantrum, maka tenangkan dulu kondisi ibu.
sinyal ibu dan anak
Begitu juga saat ingin membuat anak semangat belajar, maka ibunya harus semangat dulu mendampingi anaknya belajar. Jika ibunya saja malas-malasan menemani belajar, ya jangan harap anaknya pun semangat belajar.
pengaruh emosi terhadap lingkungan
Sinyal tubuh bisa diperpanjang lewat ibadah khusus. Misal saat kita selesai memberi uang kepada adik, lanjutkan dengan berdoa agar sedekah tersebut membawa berkah. Agar adik kita diberikan kemudahan rezeki. Jangan sampai sambil memberikan uang, mulut kita ngomel, “minta duit melulu.” Nantinya yang terjadi si adik akan minta duit melulu beneran lo.
Emosi itu berjalan melalui sistem syaraf, lalu terbroadcast lewat sistem seluler. Emosi bisa memengaruhi orang-orang sekitar, alam dan lingkungan. Jadi saat kita sedang merasa dilingkupi emosi negatif, jangan biarkan emosi itu lama-lama bercokol di dalam diri. Perbanyak istighfar dan sebut nama Allah.

Question and Answer

Tak akan lengkap sebuah seminar jika tidak ada sesi tanya jawab. Begitu juga saat webinar Mengasuh Anak dengan Kecerdasan Emosi, ada banyak pertanyaan yang masuk dari peserta. Namun karena keterbatasan waktu hanya ada beberapa pertanyaan yang dijawab oleh dr. Aisah, antara lain:

1. Apa sih standar sukses pengasuhan anak? Anak-anak saya kok di rumah seringnya susah sekali diatur?

Dr. Aisah menjawab, kesuksesan pengasuhan adalah ketika anak mengerjakan hal-hal yang kita tanamkan/ ajarkan saat berada di luar rumah/ saat kita tidak melihat. Di rumah adalah tempat paling nyaman, sebagaimana istilah rumahku surgaku, di surga bebas nggak ada peraturan. Jadi ya pantas kalau anak-anak merasa lebih bebas di rumah.

Kita hanya perlu yakin dan percaya bahwa saat berada di luar mereka nggak gitu kok, mereka tetap mengerjakan hal-hal baik yang sudah kita kerjakan. Jangan lupa untuk sertakan doa di setiap proses pengasuhan.

2. Bagaimana membangun komunikasi dengan anak, untuk memberikan nasehat misalnya?

Dr. Aisah Dahlan memberikan tips yang dipraktekkan di rumah bersama anak-anak. Ada tanggal khusus di mana ayah atau bunda berjalan-jalan bersama anak sendirian, tanpa saudara-saudaranya. Biasanya pada saat tanggal milad di setiap bulannya.

Pada hari itu, anak bebas bercerita apa saja. Begitu juga sebaliknya, orangtua juga bisa meminta maaf atas perilaku yang kurang tepat. Orangtua dan anak juga bisa kembali mendiskusikan batasan atau aturan di rumah.

3. Apa yang harus dilakukan saat ada anak yang sudah kecanduan pornografi karena waktu kecil pernah melihat orangtuanya melakukan hubungan suami istri?

Jika sudah sampai pada tahap kecanduan, maka sudah butuh bantuan ahli. Bisa ke psikolog atau hipnoterapis. Saat mengalami masalah ini, orangtua juga pasti sudah merasa shock dan bingung. Dengan kondisi seperti itu, tidak mungkin orangtua bisa membantu anak mengatasi kecanduannya dengan maksimal. Maka solusi terbaik adalah mencari bantuan ahli.

Jika anak tanpa sengaja melihat orangtua berhubungan suami istri, hal pertama yang harus dilakukan orangtua adalah tetap tenang di depan anak. Jangan panik, lalu minta maaf pada anak karena harus melihat hal yang tak seharusnya mereka lihat.

Sampaikan juga pada mereka bahwa hal tersebut merupakan aktivitas ibadah yang hanya boleh dilakukan suami istri. Sehingga anak-anak memiliki dasar informasi yang jelas.

Hal ini juga harus menjadi instropeksi bagi orangtua agar lebih berhati-hati saat melakukan hubungan. Pintu dikunci rapat. Anak juga diajarkan untuk mengetuk pintu kamar orangtua saat ingin masuk ke dalam, juga memisahkan tempat tidur sebelum anak berusia 10 tahun.

4. Bagaimana mengasuh anak yang didiagnosa ADHD?

Dr. Aisah Dahlan menyampaikan untuk mengecek apakah benar anak tersebut ADHD, karena bisa jadi memang watak anak yang ekstrovert sehingga memiliki energi berlebih. Cek juga makanan yang dikonsumsi, apakah mengandung banyak karbohidrat dan cokelat.

Jika diagnosa ADHD diberikan oleh ahli, maka lakukan terapi yang diberikan oleh ahli tersebut. Namun lebih baik apabila mencari second opinion untuk mendapat info berimbang. Jika dari ahli lain memberikan diagnosa yang sama, barulah dilakukan terapi yang dibutuhkan.

5. Apa solusi bagi orangtua yang masih melakukan kekerasan fisik pada anak?

Jika ortu masih melakukan kekerasan fisik pada anak, kemungkinan besar ia memiliki innerchild memory yang belum dituntaskan. Cek apakah ada pengaruh pola asuh orangtua, kalau iya kemungkinan ortunya belum meminta maaf atas kesalahannya. Atau kalau pun ortunya sudah minta maaf, kemungkinan kita yang belum memaafkan, sehingga pengalaman yang tersimpan di alam bawah sadar terus terpanggil.

Maka solusinya adalah maafkan kesalahan pengasuhan kedua orangtua kita.. Hey, ortu kita bukan manusia sempurna, sama halnya dengan kita. Apalagi zaman dulu manalah ada seminar parenting. Saatnya move on, karena orangtua yang masih melakukan kekerasan fisik pada anak sesungguhnya adalah orangtua yang ketinggalan zaman.
Seminar KUBAH dr. Aisah Dahlan
Menutup webinar pada pukul 15.00, dr. Aisah Dahlan menitipkan pesan penutup untuk tidak membanding-bandingkan anak. Karena kecerdasan anak itu berbeda-beda, tergantung gender, status, watak, dan lain sebagainya. Membanding-bandingkan anak hanya akan membuat luka di hatinya.
Tak lupa beliau juga mengingatkan agar para orangtua rajin membacakan kisah pada anak-anaknya. Kisah mampu menguatkan otak kiri dan kanan, karena kisah tersebut menempel di pre frontal cortex lebih lama.
Demikian resume dari webinar Cara Efektif Mengasuh Anak dengan Kecerdasan Emosi bersama dr. Aisah Dahlan. Mudah-mudahan beliau mendapatkan keberkahan dari ilmu yang telah disampaikan. Jika ada kesalahan dalam menyampaikan isi resume, murni dari kesalahan kami yang kurang piawai dalam menyimpulkan materi. Semoga bermanfaat untuk sohib parents.
Marita Ningtyas
Marita Ningtyas A wife, a mom of two, a blogger and writerpreneur, also a parenting enthusiast. Menulis bukan hanya passion, namun juga merupakan kebutuhan dan keinginan untuk berbagi manfaat. Tinggal di kota Lunpia, namun jarang-jarang makan Lunpia.

3 comments for "Cara Efektif Mengasuh Anak dengan Kecerdasan Emosi"

  1. Masya Alloh, lengkap banget, terima kasih Bunda. Salam kenal, saya Nurul dari Borobudur

    ReplyDelete
  2. Setuju dengan isi kandungan article ini. Emosi sangat penting dalam kita memupuk sebuah generasi yang ada quality. Terima kasih ya kongsi ilmunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah berkunjung. Semoga bermanfaat.

      Delete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Jangan lupa tinggalkan komentar, tapi mohon tidak menyisipkan link hidup.


Salam Peradaban,


Bunda Marita