Membersamai Gadis Kinestetikku
Assalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Hari ini hari
ketiga dari tantangan 10 hari. Sejauh ini aku memang tidak menyiapkan kegiatan
khusus untuk mengamati gaya belajar Ifa. Aku hanya berusaha lebih menajamkan
mata, hati dan telinga untuk bisa menemukan gaya belajar Ifa.
Hari Sabtu buatku
adalah hari mencuci, hehe. Sekaligus hari yang dinanti oleh Ifa dan Affan
karena mereka bisa ikut main air. Namun Sabtu ini tidak seperti biasanya, mbak
Ifa setelah selesai mandi dan sarapan langsung minta ijin untuk main di luar.
Jadilah bunda mencuci baju sendiri dengan Affan.
Sore harinya
aku ada agenda untuk menghadiri acara Blogger Meet Up, talkshow tentang
blogging bersama dua founder Gandjel Rel dan Titik Tengah Partnership. Seperti
biasa Ifa nggak bisa diam lebih dari 10 menit, apalagi acaranya bukan untuk
anak-anak. Jadilah dia mulai berkeliling lokasi acara. Affan pun ikut mengekor
di belakangnya dengan merangkak.
Setelah bosan
mengelilingi lokasi, Ifa mulai merengek minta sesuatu namun tidak menjelaskan
apa yang dia inginkan, bahkan sampai tantrum bergulung-gulung di lantai. Uwow
kan? Akhirnya setelah diajak bicara baik-baik, aku paham maksudnya. Dia mau
bermain di playground yang ada di belakang panggung. Biasanya Ifa akan tantrum
kalau dia kecapekan dan mau meminta sesuatu yang ia tahu akan ditolak
orangtuanya.
Dan benar dia
memang tidak tidur siang, jelas sekali membuat moodnya lebih cepat up and down.
Alhamdulillah setelah dibujuk dia mau diajak makan dulu, setelah itu baru
bermain di playground sebuah minimarket dekat rumah. Pilihannya mau main
softplay atau pasir kinestetik, tidak boleh dua-duanya. Akhirnya tergiur bisa
main bersama adiknya, Ifa memillih main di arena softplay. Eh, sampai di lokasi
Affan malah tertidur pulas. Jadilah Ifa main sendirian deh.
Namun tak
berapa lama, aku lihat dia sudah mendapat teman baru. Sudah saling
lempar-melempar bola, dan kejar-kejaran. Buat kami, ini kemajuan besar. Sebelumnya
mbak Ifa paling susah langsung akrab dengan orang baru. Selang dua puluh
menitan, Affan pun akhirnya bangun. Ifa langsung tanggap dan mengajak adiknya
ke kolam bola.
Si adik
melihat mbaknya pecicilan ke sana ke mari langsung terinspirasi. Mbaknya ya
senang-senang saja diikuti adiknya. Dari naik ke prosotan, merangkak turun, jumpalitan.
Pokoknya mbak Ifa jadi panutan adiknya deh dalam soal bermain.
Oya tadi mbak
Ifa juga sempat belajar satu hal. Saat mau bermain prosotan, ada anak perempuan
yang sifatnya hampir mirip mbak Ifa waktu belum pintar beradaptasi. Karena pikir
mbak Ifa, si anak ini sudah selesai turun ke bawah, maka mbak Ifa mau gentian. Eh,
saat mbak Ifa mau meluncur, ternyata anak tersebut malah diam saja di
tengah-tengah prosotan. Mbak Ifa dan si anak berpandang-pandangan. Mbak Ifa mau
pindah ke prosotan sebelahnya, ada orang lain yang lagi memakai. Sementara si
anak yang di tengah prosotan juga nggak mau diajak gentian karena mungkin takut
dipakai orang lain seterusnya, sementara dia sudah nyaman di situ. Ayah si anak
sudah memintanya gantian tapi dia tetap tak berkutik. Aku pun segera mengode
mbak Ifa untuk segera minggir, tapi mbak Ifa nggak paham. Qodarullah ada Affan
yang teriak-teriak minta mbaknya menemani. Ifa langsung meloncat turun dan
bermain dengan adiknya lagi.
Namun matanya
sesekali masih memandang si anak tersebut yang akhirnya menitikkan air mata.
Persis kaya Ifa kalau sesuatu tidak berjalan semestinya. Si bapaknya pun
kayanya ilfil sama si anak, terus dibawa pulang deh, nggak jadi mainan. Aha
moment banget untuk sounding ke mbak Ifa betapa kalau mbak Ifa lagi keluar
sifatnya yang seperti itu bukanlah hal yang menyenangkan. Mengingatkan mbak Ifa
juga kalau main di tempat bermain ya harus mau gantian, ndak boleh baperan dan
harus sabar. Hari Sabtu ini sekali lagi aku menemukan bahwa kecenderungan gaya
belajar mbak Ifa memang kinestetik.
Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
#hariketiga
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP
No comments for "Membersamai Gadis Kinestetikku"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Jangan lupa tinggalkan komentar, tapi mohon tidak menyisipkan link hidup.
Salam Peradaban,
Bunda Marita