Mengajarkan 7 Etika Menerima Paket Belanja kepada Anak

mengajarkan etika menerima paket
Assalammualaikum, parents.

Etika menerima paket menurut kami adalah hal yang harus diajarkan kepada anak-anak. Apalagi bunda termasuk sering mendapat kiriman barang. Maklum bundanya Ifa dan Affan memang typical mamak online garis keras. Lebih sering berbelanja secara online.

Menerima paket lantas menjadi euforia tersendiri buat anak-anak. Namun saking happy-nya, seringkali mereka malah berebut. Ujung-ujungnya berantem dan membuat para kurir geli melihat tingkah laku Ifa dan Affan.

Tentu saja bunda Ifaffan tak mau kondisi tersebut berlanjut, hingga menjadi kebiasaan yang tak baik. Dari kejadian itu, anak-anak mulai dilatih untuk bergantian menerima paket. Jika paket pertama sudah diterima kak Ifa terlebih dahulu, maka selanjutnya dik Affan yang bergiliran menerima kiriman barang, begitu seterusnya.

Tak jarang mereka juga berinisiatif untuk melakukan suit, pingsut atau batu gunting kertas terlebih dahulu, untuk menentukan siapa yang berhak mengambil barang dari tangan pak kurir. Untungnya bapak dan mas-mas pengirim paket sabar meladeni tingkah anak-anak. Terima kasih ya, pak.. mas.

Etika Menerima Paket di Masa Pandemi

Setelah urusan saling berebut menerima kiriman barang teratasi, masih ada 7 etika lainnya yang harus dilatihkan kepada anak-anak. Terutama di masa pandemi yang mengharuskan kita untuk lebih waspada saat bertemu dan berhubungan dengan orang lain. Mau tahu apakah 7 hal tersebut?
tips menerima paket di masa pandemi

1. Memakai Masker Wajah

Sebagai wujud dari ‘aku menjagamu, kamu menjagaku,’ kami selalu mengajarkan anak-anak untuk selalu memakai masker saat ke luar rumah. Bukan hanya saat bermain bersama teman-teman sekomplek, tetapi juga saat menerima kiriman barang dari kurir.

Bukan hal yang mudah membiasakan ini pada anak, mereka kerap bertanya, ‘Loh, nerima barangnya kan cuma di teras rumah, kenapa harus pakai masker?’

Memang anak-anak selalu punya cara untuk ngeles. Namun pertanyaan itu justru momen yang tepat untuk mengedukasi mereka tentang virus covid-19 yang menyebar melalui droplets, bahaya virus tersebut dan bagaimana mencegahnya. Jadinya sekali dayung, satu dua pulau terlampaui kan?

2. Menanyakan Tujuan Paket

Selain menggunakan masker, hal berikutnya yang kami ajarkan ke anak-anak yaitu menanyakan kepada pengirim paket untuk siapakah barang tersebut. Sepertinya sederhana ya? Namun buat typical anak introvert seperti kakak, berani bertanya bukanlah hal yang mudah. Membiasakan bertanya sebelum menerima paket bisa menjadi cara untuk memupuk keberanian dirinya.

Sementara untuk sang adik, keberanian bertanya adalah cara untuk mengajarkannya berkomunikasi dengan lebih terampil. Maklum Affan cukup terlambat bicara dibandingkan anak seusianya. Bahkan sampai umur 4, ia masih cedal dan ada beberapa kata yang hanya dimengerti oleh kedua orang tuanya.

Menanyakan tujuan pengiriman juga dilatih untuk memastikan bahwa barang tersebut benar-benar dikirimkan untuk ayah atau bunda. Jangan sampai paket yang diterima ternyata salah kirim. Selain itu, anak-anak juga jadi tahu harus menyerahkan paket itu kepada ayah atau bundanya setelah barang diterima.

3. Menerima dengan Tangan Kanan

Menerima dengan tangan kanan adalah etika ketiga yang harus dilatih dan dibiasakan kepada anak-anak. Kebetulan tangan kiri anak-anak cukup aktif, kalau tidak dibiasakan mereka akan lebih sering menggunakan tangan kiri untuk semua aktivitasnya.

Kami tak melarang anak-anak menggunakan tangan kiri untuk aktivitas yang bersifat eksplorasi, seperti menggambar, menulis, menggunting dan kegiatan lainnya. Namun khusus untuk makan, menerima barang dan menyerahkannya, serta bersalaman wajib menggunakan tangan kanan.
cara menerima pesanan belanja online

4. Mengucapkan Terima Kasih

Setelah barang diterima, ucapan terima kasih adalah hal yang tak boleh dilupakan. Anak-anak harus belajar untuk menghargai pekerjaan orang lain dan mengapresiasi hal tersebut. Mengantar paket bukanlah hal mudah. Kurir paket tersebut harus rela berpanas-panas dan berhujan-hujan, mengarungi jalanan yang tak sebentar, maka sudah sepatutnya mereka dihargai, meski hanya dengan senyuman dan ucapan terima kasih yang tulus.

5. Memberikan Paket kepada Orang Tua

Ketika paket sudah di tangan, anak-anak tidak boleh langsung membuka paket tersebut. Mereka harus melaporkan dulu pada ayah atau bunda bahwa ada paket yang diterima dan tujuan paket untuk siapa.

Setelah itu, mereka harus memberikan paket tersebut kepada ayah atau bunda. Ayah dan bunda akan mengecek paket tersebut dan mencari tahu apa isi paketnya. Jika barang di dalam paket aman dibuka oleh anak-anak, ayah dan bunda mengizinkan mereka untuk membuka paketnya.

6. Membuka Paket Bersama-sama

Bukan hanya urusan menerima paket yang bisa membuat anak-anak berantem, membuka kiriman barang pun bisa jadi drama lainnya. Maka tugas ayah dan bunda menjadi wasit bagi keduanya. Mereka harus bekerjasama saat membuka paket. Apalagi ketika proses membukanya butuh proses menggunting, mereka juga harus belajar untuk berhati-hati agar tidak melukai dirinya dan orang lain.

7. Mencuci Tangan

Setelah paket dibuka, anak-anak harus segera mencuci tangannya dengan sabun. Hal ini untuk membersihkan diri dari virus, bakteri atau debu yang menempel di paket tersebut.

Alhamdulillah, selesai sudah membiasakan etika menerima paket kepada anak-anak. Tentu saja proses pembiasaan ini tidak bisa berhasil hanya dengan satu atau dua kali percobaan. Kalau kata para ahli, sebuah hal baru paling tidak membutuhkan perulangan selama minimal tiga bulan untuk menjadikannya sebagai sebuah habit.

Reaksi Anak-anak Menerima Paket dari ISC

Pada hari Rabu, 24 Februari 2021 lalu, anak-anak excited menerima sebuah paket yang agak berbeda dari biasanya. Paket ini tidak dibungkus dengan kardus seperti paket yang biasa diterima oleh mereka.

“Kaya paket sayur ya, Bun? Dibungkusnya nggak pakai kardus, tapi pakai plastik.” Celoteh anak-anak siang itu.

Bunda yang saat itu mendampingi mereka menerima paket hanya mengangguk dan menenangkan kehebohan anak-anak. Sambil menjelaskan kepada mereka barang yang dikirim jumlahnya tak banyak, sehingga tidak membutuhkan kardus untuk mengemas paket tersebut.

Seperti biasa anak-anak tak sabar untuk tahu isinya. Mereka selalu berharap barang-barang yang diterima berupa mainan atau makanan spesial. Sayangnya tak semua paket menjawab harapan tersebut. Apakah paket siang itu bisa memenuhi harapan mereka?

Sesi menerima kiriman barang hari itu sedikit berbeda dengan 7 langkah yang diajarkan kepada anak-anak. Kali ini bunda tak bisa melepas mereka menerima paket sendirian. Seperti saat menerima paket belanja berupa buah dan sayur, paket kali ini yang isinya ternyata belanjaan bunda lewat ISC, harus dicek dulu apakah jumlah dan jenis barang sudah sesuai pesanan.

Setelah jumlah dan jenis barang cocok dengan form order yang dibawa oleh petugas kurir, bunda harus menandatangani form tersebut. Sebagai tanda bahwa barang telah diterima dengan aman. Tak lupa kurir juga mengingatkan kepada bunda agar mengupdate informasi penerimaan barang lewat website atau aplikasi ISC. Pasti parents kepo ya, apa sih sebenarnya ISC, nanti akan kami jelaskan lebih lanjut ya.
paket belanja indo supply chain
Namun sebelumnya, parents harus tahu bagaimana hebohnya Ifa dan Affan saat mengetahui isi paket belanja dari ISC tersebut. Tak lain karena di dalamnya ada makaroni, camilan kesukaan mereka. Produk Makaroni Kriuuk dari ISC terdiri dari beberapa varian, antara lain Pedas, Balado, Coklat, Jagung Bakar dan Balado Jeruk. Saat itu bunda hanya memesan tiga varian, yaitu Balado, Coklat dan Jagung Bakar.

Tidak perlu menunggu seharian, tiga bungkus makaroni langsung tandas hanya dalam hitungan jam. Makaroni Kriuuk rasa coklat habis dilahap oleh Affan, Makaroni Kriuuk rasa jagung bakar langsung habis oleh Ifa dan rasa balado langsung lenyap di perut bunda.

Makaroni Kriuuk dari ISC memang produk andalan. Harganya boleh murah-meriah, tapi kualitas rasanya nggak main-main. Kriuuknya pas, tapi nggak keras. Sebelumnya kami pernah membeli produk sejenis, tetapi makaroninya kurang bisa dinikmati oleh anak-anak karena terlalu keras untuk gigi mereka, hehe.

Selain makaroni, paket belanja yang dikirim siang itu berisi garam yodium, cacupi (cairan cuci piring), bawang goreng, telur asin, hand wash, minyak goreng kelapa dan kecap manis.

Frequently Asked Questions tentang ISC

Tidak hanya parents sohib Rumah Kita kok yang kepo soal ISC, kak Ifa pun memberondong bunda dengan banyak pertanyaan. Maklum hari itu adalah kali pertama bunda berbelanja lewat ISC. Tak heran kalau kak Ifa penasaran mengapa bunda berbelanja kebutuhan dapur dan jajanan secara online.

Meski bunda rajin belanja online, tetapi kak Ifa tahu barang-barang yang biasa dibeli adalah buku, sayur dan jenis kudapan frozen atau jajanan basah. Belum pernah ia melihat bunda berbelanja kebutuhan dapur.

Nah, ternyata pertanyaan-pertanyaan kak Ifa ini sudah serupa FAQ alias frequently asked question tentang ISC, jadilah sekalian disusun untuk menjawab pertanyaan sohib parents sekalian ya.

1. Apa Itu ISC?

ISC adalah singkatan dari Indo Supply Chain. Sebuah perusahaan direct selling asli Indonesia yang berdiri sejak 2017. Kantor pusatnya berada di MTH Square, Jakarta Timur. Namun sekarang kantor cabangnya sudah tersebar di beberapa wilayah Indonesia, seperti Semarang, Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Karawang, Bandung, Karawang, Tasikmalaya, Cirebon, Sidoarjo, Malang, Surabaya, dan Bali.
pengertian indo supply chain
Tujuan ISC yaitu untuk memberdayakan mitranya agar dapat berdikari secara finansial meski hanya dari rumah, sekaligus membantu perkembangan UKM lokal.

Untuk bisa menjadi mitra ISC, tidak dikenakan biaya. Keanggotaan mitra berlangsung seumur hidup asalkan dalam sebulan melakukan pembelanjaan minimal Rp95.000. Keanggotaan juga bisa diwariskan kepada suami, anak atau anggota keluarga lainnya.

ISC ini sudah jelas legalitasnya, terbukti sudah mendapatkan perizinan sebagai berikut:
  • NIB : 9120207121316
  • NPWP : 80.334.054.6-002.000
  • SIUPL : 6/SIPT/SIUPL/01/2021
  • APLI : 0186/01/18
Untuk lebih jelasnya tentang ISC, sohib parents bisa tengok video berikut:

2. Mengapa Harus Berbelanja lewat ISC?

Pertanyaan kak Ifa selanjutnya adalah kenapa harus berbelanja lewat ISC, kenapa nggak seperti biasanya, belanja di minimarket terdekat? Pasti parents sohib Rumah Kita juga ada yang menanyakan hal serupa kan? Maka inilah alasannya;
bisnis tanpa modal ISC

A. Belanja tapi Hemat

Karena bunda sudah menjadi mitra, belanja di ISC menjadi lebih hemat. Kok bisa? Tentu saja. Karena harga untuk mitra dan harga untuk customer berbeda. Selain belanja kebutuhan sehari-hari, bunda juga bisa memulai bisnis tanpa modal bersama ISC.

Caranya gimana?

Bunda cukup mempromosikan produk-produk yang dijual oleh ISC lewat status whatsapp dan via media sosial. Jika ada yang tertarik dan membeli produk-produk tersebut, bunda tinggal memesankan lewat aplikasi, lalu pihak ISC yang akan mengemas dan mengirimkan produknya kepada customer. Sebuah bisnis yang mudah dan anti ribet.

Dari jualan ini, bunda bisa mendapatkan komisi penjualan. Alhamdulillah, bisa ditabung untuk membeli keperluan sekolah untuk kak Ifa. Mendengar penjelasan bunda, kak Ifa langsung tersenyum riang.

B. Produknya Beragam

Alasan yang kedua kenapa berbelanja dari ISC karena produk yang dijual berupa barang-barang kebutuhan dasar yang sudah pasti digunakan sehari-hari. Jadi kalaupun mau dijual kembali, kemungkinan lakunya cukup tinggi.

C. Menumbuhkan Sikap Gotong Royong

Namun ada hal yang lebih utama lainnya. Belanja di ISC sekaligus mengajarkan anak-anak untuk menumbuhkan sikap gotong royong. Barang-barang yang dijual di ISC merupakan produksi dari UKM lokal. Dengan berbelanja lewat ISC secara tak langsung kita telah membantu perkembangan UKM. Bukankah saling membantu sesama manusia adalah hal yang baik?

D. Belanja Sekaligus Berdonasi

Tak hanya membantu UKM, berbelanja lewat ISC juga bisa sekalian berdonasi kepada masyarakat yang tak tersentuh fasilitas kesehatan. ISC bekerjasama dengan WeCare untuk mengelola donasi tersebut.

E. Gratis Ongkos Kirim

Jika tempat tujuan pengiriman barang berada dalam wilayah yang ada kantor cabang ISC, maka tidak akan dikenai ongkos kirim. Enak kan? Bahkan belanjanya nggak harus banyak kok, minimal Rp10.000 pun bisa. Namun khusus pembayaran menggunakan virtual account BCA, minimal belanja Rp20.000.

3. Bagaimana Cara Berbelanja di ISC?

Ternyata pertanyaan kak Ifa masih tersisa satu lagi, yaitu mempertanyakan cara belanja di ISC. Jika sohib parents juga sama penasarannya dengan kak Ifa, boleh lah diintip di bawah ini:
metode belanja ISC

A. Belanja Lewat Mitra ISC

Bagi customer yang tidak ingin menjadi mitra ISC, maka untuk berbelanja bisa melalui ISC link yang ada di website/ aplikasi ISC. Di ISC link tersebut, nanti kita bisa memasukkan kode pos wilayah kita tinggal. Setelah kode pos dimasukkan, akan muncul data mitra yang berada di wilayah tersebut dan bisa membantu kita dalam pembelian produk-produk ISC.
belanja via ISC link
Buat yang tinggal di wilayah Tembalang dan sekitarnya, atau yang memiliki kode pos 50272, boleh lo colek bunda Ifaffan.

B. Belanja Langsung Lewat Website/ Aplikasi

Pengen bisa langsung belanja tanpa harus lewat mitra? Kalau gitu, daftar saja menjadi mitra ISC. Caranya mudah kok, lakukan dulu pendaftaran di website/ aplikasi ISC. Lalu isi form yang tersedia. Untuk nama upline, isikan saja Marita Surya Ningtyas. Kode upline diisi A000235886.
registrasi mitra ISC
Setelah melakukan pendaftaran, cek email yang didaftarkan dan carilah pesan dengan subject ‘Aktivasi Mitra ISC’. Nanti di sana akan dikirimkan ID dan password untuk bisa mengakses dashboard mitra. Tunggu proses verifikasi setidaknya 2x24 jam. Jika proses verifkasi telah selesai, sudah deh bisa mulai belanja lewat website/ aplikasi ISC.

Oh ya, di dalam email tersebut juga akan dikirimkan panduan mengenai produk ISC, sistem kerja dan semua hal terkait ISC yang perlu kita ketahui.
contact person ISC

Gimana sohib parents, mudah kan berbelanja sekaligus berbisnis tanpa modal bersama ISC? Kalau gitu ditunggu partisipasinya. Eits, jangan lupa melatih anak-anak etika menerima paket belanja ya. Agar saat paket belanja ISC datang, anak-anak bisa menerimanya dengan baik. Salam gotong royong dan happy parenting!

Wassalammualaikum.


Tulisan ini diikutsertakan pada Blogging Competition Indo Supply Chain bersama komunitas blogger Gandjel Rel.

banner lomba ISC >< Gandjel Rel
Marita Ningtyas
Marita Ningtyas A wife, a mom of two, a blogger and writerpreneur, also a parenting enthusiast. Menulis bukan hanya passion, namun juga merupakan kebutuhan dan keinginan untuk berbagi manfaat. Tinggal di kota Lunpia, namun jarang-jarang makan Lunpia.

21 comments for "Mengajarkan 7 Etika Menerima Paket Belanja kepada Anak"

  1. Mantep banget artikelnya mba, setuju banget anak-anak perlu diajarkan etika agar kehidupan tentram. Baru tau tentang ISC ini. Wah moga makin bermanfaat, advance, dan bisa menjawab kebutuhan orang-orang banyak tentang barang yang berkualitas.

    ReplyDelete
  2. Setuju banget nih. Etikanya bagus sekali kak. Ini emang harus diajarkan ke anak-anak kita. Poin kedua jg penting. Selama ini kita menerima ya terima aja. Takutnya emg salah kirim atau kurir bisa jadi ada maksud lain. Kan kita ngga tau.

    Oh ya keren sekali ya visi dari ISC ini. Bisa membangkitkan mitra UMKM agar lebih naik kelas. UMKM emg jadi penolong perekonomian negara kita. Kalau UMKMnya bagus, ya negara akan bagus, tak terkecuali perekonomiannya.

    ReplyDelete
  3. Kadang kurirnya ngagetin kalau udah depan rumah, jadinya langsung gupuh ambil jilbab sama jaket :))
    Bagus banget nih membiasakan untuk mengucapkan terimakasih. Di ISC komplit ya, sekali belanja langsung terpenuhi kebutuhan dapur, kamar mandi, buanyak

    ReplyDelete
  4. Anakq kalo ada mas paket gak berani langsung nerima bun, nunggu manggil aq dulu soalnya dia takut salah

    ReplyDelete
  5. Nomor 3 dan 4 itu sangat universal ya, Mbak Marita, dan harus diterapkan di mana saja. Saat menerima sesuatu, harus pakai tangan kanan. Saat menerima atau mendapatkan sesuatu, atau bantuan, jangan lupa ucapkan terima kasih. karena dari pengamatan saya, ada orang tua tak acuh soal ini. malah tidak diajarin. Alasannya, aah.. namanya anak-anak hehehe.

    ReplyDelete
  6. Saya juga begitu, mbak. Etika menerima paket ini memang menjadi ketrampilan yg penting untuk anak2. Maklum saya juga sering nerima paketan. Dulu mah, begitu ada pak kurir langsung deh pingin buka dan comot aja. Hihi

    ReplyDelete
  7. Seru banget ya berebut nerima paket, hehee.. Bener sih, perlu diajarkan dari kecil mengenai bermacam etika, salah satunya waktu menerima paket

    ReplyDelete
  8. Aaa aku jadi ngebayangin anak-anaknya pas lagi menerima paket, pasti seru keliatannya. Btwe, menarik juga ya ISC bisa jadi salah satu lahan berbisnis tanpa modal, tentunya juga meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat Indonesia tentunya.

    ReplyDelete
  9. Oh ini toh yang ada di iklan sosmed saya tentang ISC ternyata tempat para usaha UMKM lokal di pasarkan melalui ISC wah mantab sih

    ReplyDelete
  10. Menerima paket pun ada etikanya dan bisa jadi bahan edukasi buat anak-anak ya Mbak.
    Aku baru tahu tentang ISC ini. Ternyata kita bisa jadi mitra juga ya, buat nambah penghasilan

    ReplyDelete
  11. Bener juga ya. Anak-anak harus diajari etika menerima paket. Kan engga lucu pakai berantem segala, takutnya rebutan, paketnya rusak.
    Btw...ISC lengkap juga ya jenis produknya. Yg pasti menggiatkan para usaha UMKM yah...

    ReplyDelete
  12. Wah harus beliin 2 paket tuh Mba, biar nggak rebutan lagi, hehehe...

    Sama kayak anak saya juga kdang suka kepo paket yang diterima...

    Selalu ajarkan hal positif ya, walau sederhana, termasuk ketika menerima paket dari kurir.

    Jadi penasaran dengan ISC ini. Semoga saja bisa diendorse, hahahha...

    ReplyDelete
  13. Kayaknya ini tulisan aroma juara deh ya
    Sayangnya saya telah pesan sehingga lewat DLnya
    Namun belanja di ISC adalah pengalaman tersendiri

    ReplyDelete
  14. Haha sama ni degnan anakku kalo terima pake tu mesti semangat kayak seolah semua paket itu buat dia. sekarang tambahannya, habis terima paket harus bersih2 tangan :)

    ReplyDelete
  15. Etika menerima paket lengkap banget ya mba. Memang mengenai etika seperti ini harus diajarkan kepada anak yaaa karena meskipun terlihat sepele tapi penting bangeg ini. Btw ISC ini bisa untuk seluruh Indonesia kan ya

    ReplyDelete
  16. Aaa bener ini, dari menerima paket kita bisa mengajarkan bagaimana bersikap santun ke orang lain di anak-anak ya :) kang paket itu lho suka ikut senang kalau yg menerima juga ramah dan senang gitu, minimal sedekah dg berbagi rasa senang bisa banget, dan anak-anak harus diajarkan mengenai kesopanan ini dg menerima dg tangan kanan dan jg berucap terima kasih.

    ReplyDelete
  17. Nah, anak-anak harus diajarkan etika seperti ini ya kak. Biar bisa diterapkan hingga besar nanti. Ternyata sekarang belanja bumbu dapur bisa online juga ya. BIsa donasi pula pada saat yang bersamaan. ISC ini udah hadir di kota mana aja ya mbak?

    ReplyDelete
  18. Anak-anak memang harus diajarkan sejak dini mengenai etika seperti ini ya Bunsay. Agar saat dewasa tumbuh menjadi pribadi yang baik

    ReplyDelete
  19. Etika menerima paketnya reminder nih, kadang ku suka lupa nerimanya kadang pake dua tangan hiks. Habis diterima tangan kanan lalu pas masuk rumahnya jadi dipegang oleh dua tangan.

    Jujur aja aku baru tahu ada Indo Supply Chain ini kak, ISC keren deh, belanjanya bisa gratis ongkir selama ada cabang kantornya di alamat tujuan. Dan belanja 10 ribu juga bisa ya, keren nih. Gak ada batas minimalnya. Aku auto fokus sama makaroninya tuh pasti mantap.

    ReplyDelete
  20. klo temen kantorku agak beda nih mbak, dia nggak bolehin anaknya buka pintu atau smpe keluar rumah, tapi tetep diminta sopan, jadi harus nengok ke jendela atau dari pintu, trus minta kurirnya naruh di depan, biar nnti anakny yg ambil,

    jadi ttp minim kontak, tapi yg diartikel ini juga udah aman sihhh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anakku juga nggak sampai keluar rumah sih mbak, cuma di teras aja. Pagarnya juga nggak dibuka. Jadi cuma ngulurin tangan sih, hehe.

      Delete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Jangan lupa tinggalkan komentar, tapi mohon tidak menyisipkan link hidup.


Salam Peradaban,


Bunda Marita