Petak Umpet dan Matematika



 Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh. 

Selesai tantangan game level 5 tentang membuat anak mencintai membaca, kini masuk ke tantangan 10 hari dari game level 6 yang semakin membuat keningku berkerut. Kali ini tentang stimulasi matematika logis, dan jujur urusan matematika itu termasuk hal yang bikin aku angkat tangan. Meski sebelum tantangan sudah diberi materi pendahuluan, tetap saja aku pusing tujuh keliling tentang apa yang harus aku lakukan untuk stimulasi matematika ke anak-anak. 

Beberapa hal yang aku garisbawahi dari materi pendahuluan di level 6 ini antara lain tentang ciri-ciri anak dengan kecerdasan matematika logis, yaitu; 

a. Anak gemar bereksplorasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya seperti menjelajah setiap sudut 
b. Mengamati benda-benda yang unik baginya 
c. Hobi mengutak-atik benda serta melakukan uji coba 
d. Sering bertanya tentang berbagai fenomena dan menuntut penjelasan logis dari tiap pertanyaan yang diajukan. 
e. Suka mengklasifikasikan berbagai benda berdasarkan warna, ukuran, jenis dan lain-lain serta gemar berhitung 

Nah, sepertinya hampir semua anak melewati lima tahap di atas. Dari hasil pengamatanku ke Ifa dan Affan, aku menemukan lima hal tersebut pada mereka. Bahkan Affan yang baru saja masuk ke usia 16 bulan sudah mulai memperlihatkan keingintahuannya dengan benda-benda baru di sekelilingnya, mengamati dan mengutak-atik benda-benda tersebut. 

Memang kesalahan terbesarku adalah bahwa aku masih begitu sempit memahami matematika. Dalam bayanganku matematika itu cuma terbatas untuk berhitung, tambah kurang, bagi kali. Padahal matematika logis jauh lebih luas dari hal tersebut. Bahkan hal-hal kecil bisa jadi cara termudah untuk menstimulasi matematika logis ke anak-anak. 

Di hari pertama aku memulai tantangan game level 6, aku menggunakan petak umpet sebagai cara menstimulasi matematika logis untuk Ifa dan Affan. Permainan yang selalu menjadi favorit di rumah kami ini menurutku punya banyak sisi yang bisa membantu anak-anak memahami matematika dengan mudah. 

Pertama, sebelum memulai petak umpet, kami akan suit terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang mendapat giliran untuk bersembunyi dan siapa yang harus mencari. Proses suit ini secara tidak langsung mengajarkan tentang probabilitas. 




Kedua, saat sudah mengetahui siapa yang bersembunyi dan siapa mencari, anak-anak belajar menghitung dengan urut. Awalnya hanya menghitung 1 – 5, kemudian meningkat ke 1 – 10, dan naik lagi menjadi 1 – 20. Selain mengajarkan tentang bilangan, anak-anak juga bisa belajar tentang rentang waktu dari yang pendek hingga lebih panjang. 

Ketiga, petak umpet secara tidak langsung juga mengajarkan anak untuk berinisiatif. Matematika memang memiliki rumus, namun sebuah rumus bisa dikembangkan berbagai macam. Prosesnya bisa macam-macam dengan satu tujuan. Saat petak umpet, anak-anak mengembangkan inisiatif mereka bagaimana caranya menyembunyikan diri agar tidak mudah diketemukan. 

Keempat, selain mengajarkan tentang inisiatif, anak-anak juga belajar tentang problem solving lewat permainan petak umpet. Jika yang dapat giliran sembunyi harus pintar-pintar cari cara bersembunyi agar tidak segera ketahuan. Yang giliran mencari belajar untuk memecahkan masalah, bagaimana caranya menemukan yang sembunyi. Bagaimana mengatasi marah dan jengkelnya karena bunda, ayah, adik atau kakaknya nggak segera ketemu. 

Hmm, dari tantangan 10 hari di game level 6 Bunda Sayang ini aku jadi sadar ternyata matematika itu cukup mengasyikkan. Besok enaknya main apa lagi ya sama anak-anak? 

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh. 



#Tantangan10Hari 
#Level6 
#KuliahBunsayIIP 
#ILoveMath 
#MathAroundUs 



Marita Ningtyas
Marita Ningtyas A wife, a mom of two, a blogger and writerpreneur, also a parenting enthusiast. Menulis bukan hanya passion, namun juga merupakan kebutuhan dan keinginan untuk berbagi manfaat. Tinggal di kota Lunpia, namun jarang-jarang makan Lunpia.

No comments for "Petak Umpet dan Matematika"