Ira Ari; Langkah Tepat Belajar Membaca



Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh. 

Akhirnya game level 5 ini lagi-lagi harus puas dengan badge dasar. Masih nggak bisa konsisten setor laporan dan masih gagal pula menjawab tantangan diri sendiri untuk posting 15 hari berturut-turut. Game level ini cuma bisa setor sampai hari kesebelas, itu juga rapelan melulu. Bener-bener konsisten deh, konsisten rapelan, hehe. 

Dua hari ini Affan lagi seneng banget berantakin buku Ira Ari, lalu ambil satu atau dua buku dan menyodorkannya ke arahku. Fyi, Ira Ari ini buku paketan terbitan Tiga Raksa. Buku ini udah lama banget lo, jaman aku masih anak-anak buku ini ternyata sudah keluar lo. Tentu saja sekarang sudah mengalami revisi beberapa kali ya. 





Ira Ari buatku paket buku paling lengkap yang cocok untuk mengenalkan aktivitas membaca untuk anak-anak. Terdiri dari tiga level; level buku kecil bergambar, level buku besar dengan kalimat pendek dan level buku besar dengan kalimat panjang. Untuk anak-anak yang baru mulai belajar membaca, buku kecil bergambar menjadi pilihan yang tepat. Selain bisa dibacakan dengan e pen, kita juga bisa menceritakan gambar dengan bahasa kita sendiri. Kalau termasuk orang yang kurang kreatif, jangan khawatir karena paket buku ini dilengkapi dengan buku panduan yang sangat helpful untuk mengembangkan cerita. 

Dengan buku yang hanya ada gambar di dalamnya, aku juga bisa mengajak Ifa untuk menceritakan isi gambar dengan bahasanya sendiri. Menggali apa saja yang ia tangkap dari gambar tersebut. Untuk Affan, gambar yang ada di buku memudahkanku untuk memberikan visual kosa kata baru. 





Jika anak sudah mulai bisa membaca satu dua kata, buku dengan ukuran yang lebih besar dan mengandung satu dua kalimat bisa menjadi pilihan. Dengan kalimat-kalimat yang pendek, buku ini tentunya bisa membantu melatih anak membaca tanpa terbebani melihat paragraph yang panjang. Saat anak mulai lancar membaca, buku dengan kalimat yang lebih panjang bisa jadi pilihan. 

Selain level yang bertingkat, Ira Ari juga dilengkapi dengan buku permainan menyusun cerita, buku dengan model halaman yang terbelah dan juga model bilingual. Oya, ada juga flash card dan stiker untuk menambahkan proses bercerita dengan lebih menyenangkan, sayangnya punya kami sudah hilang tersebar ke mana-mana. Begitulah kalau tangan anak-anak kreatif, nggak bisa lihat barang unik, sudah digunakan sesuai imajinasinya masing-masing, hehe. 



Di hari terakhir setoran ini, aku masih belum juga berhasil menyelesaikan buku Talent Mapping. “Fitur unik merupakan jalan sukses. Ikhtiar merupakan cara sukses.” Salah satu quote dari Abah Rama yang bisa kita temukan di buku ini mengingatkanku bahwa bakat ternyata merupakan karakteristik dan sifat yang diturunkan Allah kepada tiap hambaNya, yang menjadikan setiap manusia unik dan memiliki perannya masing-masing di dunia ini. Dengan mengenali fitur unik dalam diri kita, sebenarnya jalan menuju kesuksesan sudah terbuka lebar, tinggal bagaimana kita mengeksekusi jalan itu dengan ikhtiar yang tepat. 

Masalahnya ketika kita nggak menemukan jalan itu, ikhtiar yang kita lakukan mati-matian bisa jadi hanya buang-buang waktu. Bisa saja kita tetap meraih kesuksesan itu, tapi apakah kita menikmati cara menuju kesuksesan itu? Belum tentu. Hmmm, semakin menarik saja deh buku ini. Ada yang sudah tuntas membacanya? Share yuk apa yang parents dapatkan dari buku ini. 

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh. 



#Day11 
#GameLevel5 
#Tantangan10Hari 
#KuliahBunsayIIP 
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst
Marita Ningtyas
Marita Ningtyas A wife, a mom of two, a blogger and writerpreneur, also a parenting enthusiast. Menulis bukan hanya passion, namun juga merupakan kebutuhan dan keinginan untuk berbagi manfaat. Tinggal di kota Lunpia, namun jarang-jarang makan Lunpia.

2 comments for "Ira Ari; Langkah Tepat Belajar Membaca "

  1. Baru tahu ada buku Ira Ari. Kelihatannya asyik buat buku pendamping anak, keren.

    ReplyDelete
  2. Awesome blog you havve here

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung. Jangan lupa tinggalkan komentar, tapi mohon tidak menyisipkan link hidup.


Salam Peradaban,


Bunda Marita