Bunda, Ayo Belajar!
Assalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Alhamdulillah
tuntas sudah #Tantangan10Hari di Game Level 4 ini. Lega? Tentu saja. Namun
selalu saja tiap selesai satu game di tiap level Bunda Sayang, selalu
meninggalkan kesan mendalam. Kesan yang membuat aku tidak mau berhenti hanya di
sepuluh atau lima belas hari saja. Karena PR utamanya adalah bagaimana tetap
istiqomah mendampingi anak-anak belajar di luar tantangan yang diberikan.
Dari mbak Ifa
aku belajar banyak tentang konsistensi. Seperti yang sudah aku ceritakan beberapa
kali di postingan-postingan sebelumnya kalau sejak liburan semester satu yang
lalu, mbak Ifa tidak lagi punya gadget time. Alhamdulillah hingga hari ini pun
mbak Ifa masih konsisten untuk tidak meminta jatah main gadget pada ayah
bundanya. Kalau sesekali ikut nimbrung saat bundanya nonton film tentu saja
masih, tapi mbak Ifa manalah betah nungguin filmnya sampai kelar. Yang ada
akhirnya protes karena bunda nonton film melulu katanya, hehe.
Menjelang
tahun ajaran baru, mbak Ifa memang sudah saatnya masuk ke jenjang sekolah yang
lebih tinggi. Aku dan ayahnya berencana untuk memindahkan mbak Ifa ke Kuttab Al
Fatih dengan berbagai pertimbangan. Alhamdulillah mbak Ifa pun tidak banyak
drama ketika kami mengutarakan maksud kami untuk memindahkannya ke sekolah
baru.
Satu hal yang
menguatkan mbak Ifa yaitu ketika dia tahu bahwa di calon sekolahnya yang baru
ini yang dituntut belajar bukan hanya dia sebagai murid, tapi juga ayah
bundanya. Ketika aku mendapat pesan dari tim penerimaan calon santri Kuttab Al
Fatih, mbak Ifa bertanya apa isi pesan tersebut. Aku pun menjelaskan kalau
bunda dan ayah mendapat PR untuk membaca beberapa buku dan menonton beberapa
video. Mbak Ifa pun manggut-manggut sambil berkata, “jangan lupa lo ditonton
videonya bun.”
Akhir minggu
ini insya Allah akan diadakan tes wawancara untuk orangtua dan tes kematangan
calon santri. Untuk calon santri insya Allah tidak ada masalah karena berkaitan
dengan penempatan kelas yang tepat saja. Yang bikin deg-degan adalah tes
wawancara orangtua yang katanya bobotnya paling tinggi untuk menentukan apakah
kami diterima atau tidak menjadi bagian dari Kuttab Al Fatih Semarang.
Semakin dekat
dengan hari H, semakin rajin pula mbak Ifa mengingatkan ayah bundanya untuk
membaca modul yang disarankan dan menonton video yang direkomendasikan. Tiap
hari mbak Ifa nggak pernah lupa untuk mengingatkan kami. Rasanya jadi terharu. Betapa
konsistennya anak ini. Tak jarang kadang dia ikut menonton videonya bersama
kami sambil sesekali bertanya maksud kajiannya apa. Entah mengerti atau tidak
penjelasan dari kami, mbak Ifa sih banyak manggut-manggutnya.
Dari sini aku
belajar bahwa benar adanya jika aku ingin anakku menjadi pembelajar, maka aku
harus menjadi pembelajar terlebih dahulu. Jika aku ingin anakku sholih, maka
aku harus menjadi orangtua yang sholih dulu. Maka jika mbak Ifa sangat
menikmati membaca buku di antara keaktifan geraknya, aku pun berkaca begitulah
aku. Ya, anak-anak adalah cerminan orangtuanya. Maka mengamati gaya belajar
anak sejatinya tanpa disadari pun menemukan gaya belajar kita sendiri.
Wassalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
#harikesepuluh
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP
No comments for "Bunda, Ayo Belajar! "
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Jangan lupa tinggalkan komentar, tapi mohon tidak menyisipkan link hidup.
Salam Peradaban,
Bunda Marita