Wisata Religi ke Demak



Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Di akhir liburan mbak Ifa, ayah sudah mulai tidak sibuk lagi, jadi kami bisa berjalan-jalan. Setelah sebelumnya kami mengunjungi Pasar Karetan, hari berikutnya kami mengabulkan permintaan mbak Ifa untuk pergi ke Masjid Agung Demak.

Sebetulnya mbak Ifa sudah pernah ke masjid tersebut bersama teman-temannya di akhir semester satu kemarin. Saat itu kelasnya mbak Ifa  belajar tentang tema Demak, jadi diajaklah para murid kelas TK B untuk mengunjungi masjid yang termasuk kekayaan budaya nasional tersebut. Mbak Ifa sangat excited melihat masjid yang dibangun oleh Walisongo itu masih berdiri kokoh hingga sekarang. Meski tentu saja telah mengalami beberapa kali renovasi, namun kekuatan sejarah dari masjid tersebut masih terasa kental.

Setelah pulang dari field trip ke Masjid Demak bersama teman-temannya, sesampainya di rumah mbak Ifa mengutarakan keinginannya ingin kembali mengunjungi masjid tersebut bersama ayah bunda dan adiknya. Tentu saja kami menyambut keinginan mbak Ifa dengan senang hati, meski akhirnya baru bisa terlaksana di liburan semester 1 yang lalu.



Saat itu sebelum mengunjungi Masjid Demak, kami menghadiri acara pernikahan temannya bunda terlebih dulu. Sayangnya mbak Ifa tidak bisa diajak berlama-lama di lokasi acara, padahal bunda sedang excited reunion dengan beberapa teman kuliah yang sudah lama tak jumpa. Ya, doi sudah nggak sabar menjejakkan kaki kembali ke Masjid Demak.

Perjalanan dari Hotel Grasia, lokasi resepsi nikahan teman bunda ke Masjid Agung Demak, cukup membuat pegal badannya ayah bunda. Namun mbak Ifa tetap sumringah dan ceria sepanjang jalan. Begitulah mbak Ifa kalau keinginannya sedang dikabulkan atau rencananya berjalan sesuai harapan pasti sangat excited. Akhirnya setelah menempuh kurang lebih satu setengah jam perjalanan, sampai jumpa di area Simpang Tujuh-nya Demak.

Sebelum masuk ke lokasi, ayah mengajak kami santap siang dulu di warung makan sekitar situ. Garang asem, asem-asem, dan bothok telur asin menjadi menu andalan di warung makan tersebut. Mbak Ifa langsung cerita tentang pengalamannya di sekolah saat memasak asem-asem bersama guru dan teman-temannya. Sayang waktu agenda masak bothok telur asin di sekolah, mbak Ifa nggak berangkat karena lebih memilih wisata naik bus Kenang bersama ayah bunda, hehe.

Semua menu pilihan hampir semua bercita rasa pedas, sedangkan mbak Ifa nggak suka makanan pedas. Alhamdulillah tersedia juga opor daging, akhirnya mbak Ifa mau makan deh. Itu juga makannya cepat-cepat karena sudah nggak sabar pengen seger ke masjid Demak.


Saat itu kami beruntung karena museum Masjid Demak sedang dibuka, mbak Ifa cerita waktu berkunjung bersama sekolahnya museum tersebut sedang libur. Jadilah kami bisa belajar banyak hal tentang sejarah walisongo, silsilah walisongo, silsilah para nabi, dan sejarah masjid Demak. Di museum ini juga kami bisa melihat saka guru yang disimpan dalam kotak kaca. Ada pula beberapa Al Quran tulisan tangan. Cantik sekali.

Di area masjid Demak juga ada komplek pemakaman Sultan Demak, namun kami tidak memasuki area tersebut. Azan kemudian berkumandang, mbak Ifa sangat excited melihat bedug ditabuh. Di Semarang sudah jarang lihat ada bedug ditabuh, sebuah pemandangan langka untuk anak-anak zaman now. Affan saja sampai tertarik dengan bedugnya, mau ikutan menabuh juga.

Akhirnya setelah puas menikmati keindahan masjid Demak, kami pun pulang ke Semarang. Sebelumnya mampir dulu ke rumah saudara di daerah Sayung. Senangnya hari itu kami bisa belajar banyak, terutama tentang mencintai masjid dan menambah kecintaan kami terhadap Allah. Sampai jumpa di petualangan kami selanjutnya ya.

Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

#tantangan_hari_kesepuluh
#game_level_3
#kelasbunsayIIP3
#kita_bisa 
#melejitkankecerdasan
#bundasayang
#familyproject


Marita Ningtyas
Marita Ningtyas A wife, a mom of two, a blogger and writerpreneur, also a parenting enthusiast. Menulis bukan hanya passion, namun juga merupakan kebutuhan dan keinginan untuk berbagi manfaat. Tinggal di kota Lunpia, namun jarang-jarang makan Lunpia.

No comments for "Wisata Religi ke Demak"